Berita Komunitas Adat 

Toponimi Salena

Oleh: Arman Seli

Dibalik nama terdapat makna yang terkandung didalamnya. Dalam masyarakat adat dalam memberikan nama-nama tempat mengunakan “bahasa ibu” atau bahasa adat mereka, yang pada dasarnya nama tersebut dapat memperkuat klaim hak atas wilayah adatnya. Salah satu contohnya masyarakat adat di Salena.

Tulisan ini menjelaskan asal-usul kata Salena, yang dikaitkan dengan identitas budaya masyarakatnya. Salena merupakan sebuah kampung didalam Wilayah Adat Nggolo, yang berada di kaki Gunung Gawalise (sekarang dikenal Kamalisi). Secara administratif, dusun Salena berada di Kelurahan Buluri, Kecamatan Ulujadi, Kota Palu.

Masyarakat adat Nggolo di Salena mempunyai sejarah kelam pada masa orde baru. Pada saat itu, mereka dituduh sebagai perambah hutan di wilayah adatnya sendiri. Dengan alasan itu, pemerintah orde baru memaksa mereka pindah ke dataran Palolo, Donggala (sekarang Kabupaten Sigi), dengan dalih transmigrasi lokal. Namun mereka saat ini sudah kembali dan menempati wilayah adat mereka lagi.

Masyarakatnya selain dikenal sebagai Orang Salena, mereka juga sering disebut sebagai Orang Nggolo, yang merupakan bagian dari Sub-Suku Kaili Unde, Suku Kaili.  Bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa Unde atau disebut juga bahasa Kaili dialek Unde.

Secara etimologi, kata Salena dalam bahasa Kaili Unde berasal dari kata “Sale” yang diberi imbuhan/akhiran “Na”.  “Sale” berarti sebuah lembah diantara pegunungan yang dialiri sungai.  Sedangkan “Na” merupakan imbuhan yang memperkuat kata “Sale” sebagai pemaknaan yang sesungguhnya. Kalau dilihat topografi nya, dusun Salena ini berada di lembah yang dikelilingi pegunungan dan ada Sungai Nggolo yang mengalir diantara pemukiman warga, yang berbatasan dengan wilayah adat Vayanga.

Kata Sale sendiri mempunyai pengertian ganda. Orang yang berjalan disepanjang/pinggir sungai disebut Sale atau Nosale. Mengajak orang makan juga disebut Sale atau Nosisale. “No” dalam bahasa Kaili merupakan imbuhan di awal kata yang mempertegas sesuatu hal sedang/sementara dilakukan atau bersifat lampau.

Kata Sale atau Nosale menunjukkan territorial atau hak wilayah adat Orang Selena/Orang Nggolo. Sedangkan Sale atau Nosisale menunjukkan kearifan lokal dalam identitas budaya mereka. Bagi Orang Salena mengajak makan (Nosisale) adalah tindakan yang ramah.

Dari toponimi Salena, kita dapat memahami hubungan yang erat antara masyarakat adat Selena/Nggolo dan wilayah adatnya. Selain itu, dari aspek sosial kita juga dapat menunjukkan hubungan antar sesama manusia.

Dengan kata lain, Wilayah adat bagi masyarakat adat bukan sekedar bernilai ekonomi semata, sebagai komoditas. Tapi juga mempunyai nilai sosial, budaya bahkan spiritual yang mengatur hubungan antara manusia dengan alam, lingkungan, sesama manusia, leluhur dan Sang Pencipta.

Penulis adalah penggiat masyarakat adat.

Related posts

Leave a Comment